3 September, Ohayou Edogawa. masih terlalu pagi untuk
memulai petualangan. Mentari masih berselimut gelap sementara lampu
menggantikan tugasnya. Tapi tidak begitu dengan jalanan, lalu-lalang manusia
menjadikannya lebih hidup walau dibalik remang lampu kota. waktu sepagi ini, rasanya tidak
perlu jalan dengan tergesa-gesa. But its Japan, diantara lalu-lalang mereka terselip
aku yang melenggang santai. Seorang nenek dengan tongkatpun bisa dengan mudah menyalip
jalanku. Hahaha.
Berbekal sebotol kopi dari apartemen
teman dan sedikit asap, riasan yang pasti
untuk setiap paginya. Sangat disayangkan jika harus menyiakan pagi tanpa aroma
kopi. Terlebih untuk saat seperti ini, duduk sendiri di taman kota Shen
Funabori. Taman yang bersih dan hijau dengan beberapa koleksi merpati yang
dibiarkan hidup liar. Sensasi kopi di pagi hari menjadi sempurna dengan
pemandangan yang tak biasa ini.
Suasana taman yang nyaman hampir saja
menina-bobokan tujuan awal, Fujiyama. Kembali melangkah menjauhi kenyamanan
yang ditawarkan taman ini. Masuk kedalam barisan mereka yang berlalu-lalang
menuju Shen Funabori menikmati kereta pagi sampai Shinjuku. Dari Shen Sinjuku
cari kereta Odakyu line tetapi turun di Shen Matsuda. Tidak jauh dari pintu
keluar stasiun terdapat tiket pembelian bis dengan tujuan Fujiyama. Sekedar
saran, agar lebih murah anda bisa membeli tiket ofuku (pulang-pergi) seharga
3.000 yen.
tempat membeli tiket bis |
Bis akan mengantarkan anda sampai pos
pertama (2.700 mdpl). Di tempat ini berjejer beberapa warung makan yang juga
menjual souvenir bertemakan Fujiyama. Fujiyama bukanlah gunung yang terlalu
sulit untuk didaki. Didukung dengan fasilitas yang lengkap, sehingga
menjadikannya gunung wisata yang nyaman. Bagi mereka yang mau berhemat, disarankan untuk membawa dan membeli
perbekalan di luar kawasan Fujiyama. Karena harga barang yang dijual di k
awasan
Fujiyama cukup mahal. Satu hal yang tidak akan saya lupa, ‘tarif untuk toilet’.
Satu kali masuk toilet dikenakan biaya 200 yen sekitar Rp 20.000. bayangkan
jika dalam sehari anda 5x ke toilet??? 100 ribu hanya untuk buang air kecil.
Hadeuhh.
kuil di kaki fujiyama |
Tidak jauh dari pos pertama ada
semacam kuil Shinto. Di tempat inilah biasanya orang Jepang berdoa dulu sebelum
mendaki Fujiyama seraya melemparkan beberapa uang koin yang katanya bisa
membawa keberuntungan. dengan Jalur
pendakian yang sangat nyaman, jelas, dan
tidak terlalu terjal. Membuat pendakian ini terasa mudah sekali layaknya
piknik di hari minggu. Pos demi pos terlewati tanpa hambatan. Takjub dengan
mereka, bisa membuat jalur senyaman ini. Bahkan di tiap pos terdapat warung
makanan dan minuman hingga penginapan.
Sampai di pos terakhir (3400 mdpl)
matahari masih bisa bersinar lama, sekitar 2 jam sebelum gelap. Kharisma puncak
sudah bisa dirasakan di sini, penginapan yang nyaman tak bisa menahan langkah
kaki yang sudah bisa mencium aroma puncak. Sepertinya menikmati sunset di
puncak masih sangat memungkinkan. Langkah kembali berayun menuju puncak.
Baru berjalan sekitar 40 menit, dari
kejauhan terlihat dua orang bule sedang kebingungan melihat salah satu temannya
terbaring di tanah. Ada yang tidak beres dengan orang itu, segera langkah
menghampiri mereka. Ternyata mereka bertiga dari rusia, salah satu temannya
terkena AMS (acute Mountain Sickness). Terlihat lemas sekali orang ini,
sayangnya mereka tidak tahu bagaimana cara menangani AMS. Melihat kondisi
seperti ini, saya menyarankan untuk membawa temannya ke tempat yang lebih
rendah, dan beristirahat di penginapan. As soon as possible orang ini harus
turun dari ketinggian. Dengan dibopong kedua temannya, bule rusia itu turun
menuju penginapan. Setelah memastikan semuanya akan baik-baik saja kamipun
berpisah.
Masih perjalanan menuju puncak,
tinggal 15 menit lagi sampai di puncak tertingginya Jepang. Tapi lagi dan lagi,
di perjalanan menuju puncak berpapasan dengan rombongan Jepang yang salah satu
temannya terkena AMS. Seorang wanita terkapar lemas di tanah, teman-temannyapun
hanya bisa bingung, sama bingungnya dengan orang Rusia tadi. Mereka tidak tahu
apa yang terjadi dengan temannya dan penanggulangannya. Tubuh wanita ini sudah
begitu lemas dan tak bisa berjalan. Rencana untuk sampai puncakpun ditunda.
Langkah berbalik menuju penginapan secepatnya dengan membopong orang Jepang
yang terkena AMS tadi. Karena berjalan dengan sangat lambat sekali, perjalanan
menuju penginapan terasa lama.
itadakimasu :D |
Beruntung sampai penginapan sesaat
sebelum akhirnya gelap. Punya kepuasan tersendiri bisa mengantarkan orang itu
dengan selamat sampai penginapan. Di penginapan ini pula bertemu kembali dengan
rombongan dari Rusia tadi. Kabar baiknya, sebagai ungkapan terimakasih
rombongan dari rusia dan Jepang membayarkan uang penginapan, mentraktir makan
dan minum, dan tentunya punya teman baru selama di Fujiyama. Bahkan rombongan
dari Jepang sempat temani naik lagi sampai puncak esok harinya. Terimakasih
teman.
4 september, Sepanjang perjalanan ke
puncak merasa tak sendiri lagi, ada banyak teman menemani, bahkan kita baru
terpisah di pos pertama. Bertukar pikiran sepanjang jalan, tentang mereka yang
heran melihat seorang asing mendaki Fujiyama seorang diri. Dan bagian favorite
adalah ketika membicarakan tentang Indonesia. Tidak disangka mereka sangat
tertarik dengan wisata di Indonesia. Mereka sudah lama tahu tentang keindahan
negeri kita. Musim panas berikutnya mereka akan datang ke Indonesia dan meminta
saya untuk jadi guide mereka. Tidak punya alasan untuk menolak itu.
Mendaki Fujiyama seorang diri dan
pulang dengan banyak teman serta kisah. Terimakasih Peter, shiho, masaki, dan
masashi.. saya tunggu di sini, Indonesia.
(lanjut baca ; kue tar rasa sakura )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar