Mengenai Saya

Foto saya
'im not an adventurer by choice but by fate'

Minggu, 01 Januari 2012

Perayaan Tahun Baru di Piliana Cakalele dan Legenda Kolam Ninipala



 “oh mama jangan marah beta…
oh mama dia cuma cium beta…
oh mama jangan marah-marah beta…
beta pung muda punya biasa…”
            suara dari 3 gitar akustik yang saling mengisi dengan irama yang berbeda serta antusias warga membuat suasana meriah dan yang tepenting adalah kebersamaanya. Satu persatu bergantian menyanyi bersahutan semacam membawakan pantun. Saling jawab lewat lagu dengan karakter suara yang berbeda-beda serta kepiwaian mereka memainkan alat musik buat saya kagum. Yang muda, tua, anak-anak semua bersuka cita menyanyi dengan alat yang sederhana. Bahkan diantara mereka banyak sekali para ibu yang membawa dirigen minyak tanah untuk mereka jadikan kendang. Wew :D
1 January 2012, happy new year kawan :D
            Perjalanan kali ini membawa saya pada sebuah desa kecil, Piliana. Ada yang tidak biasa dari perjalanan kali ini. sesuatu yang unik, karena di tempat inilah saya merayakan pergantian tahun. Padahal, rencananya tanggal satu berada di puncak Binaiya tetapi karena banyaknya kendala sepanjang jalan (baca, ) sehingga tanggal satu baru sampai desa terakhir, jangankan melenggang di puncak, memulai pendakianpun belum. Tapi selalu ada hikmah dibalik itu semua. Mungkin ini jalan saya untuk belajar arti kebersamaan pada warga piliana. Tak lama saya bersama mereka, satu purnama  penuhpun tidak. Tapi banyak, banyak sekali hikmah yang saya dapat dari cara mereka ‘hidup’.
            Jika kebanyakan dari mereka merayakan tahun baru di kota besar dengan menonton konser musik megah bertabur bintang. Tidak dengan saya, di pedalaman, hutan yang listrikpun tak tembus PLN. Tak ada artis yang datang kesini, hehehe. Kesederhanaan tabuhan drum khas
 Maluku ditambah tarian cakalele terdengar unik memanjakan mata dan telinga. Tahun baru ini, benar-benar diawali dengan yang baru :)
Cakalele adalah tarian perang tradisional Maluku yang digunakan untuk menyambut tamu ataupun dalam perayaan adat. Biasanya, tarian ini dibawakan oleh pria dan wanita dengan iringan musik drum.

Para penari pria biasanya mengenakan pakaian adat dengan celana dan kepala ikat merah (asofe) serta membawa parang dan salawaku (perisai) sedangkan penari wanita menggunakan lenso (sapu tangan).
            Sebagian warga larut dengan pertunjukan cakalele, dan sebagian lagi berkeliling kampung semacam karnaval dengan 3 guitar akustik. Satu persatu mereka datangi rumah warga dan menyanyikan beberapa lagu hingga akhirnya berakhir di rumah Raja (kepala desa). Di rumah Raja ini, mereka bernyanyi dari siang sampai jam 5 pagi!!!, wew.
Ikut gabung ah
walaupun gak ada yang saya
tahu chordnya.
feeling dadakan saja :D

Teringat zaman susah di sekolah
melinting di kostan
            Muda, tua, anak-anak semuanya berkumpul di halaman rumah raja. Larut dalam kebersamaan, nyanyikan lagu sampai pagi menjelang. Salut untuk kebersamaanya. Karena jika anda di kota, berani bermain gitar, teriak-teriak sampai pagi, siap-siap saja hansip mengamankan anda. Ato paling tidak ada sandal melayang ke wajah anda. Hehehe
            Sayapun ikut larut dalam kebersamaan, aneh.. padahal baru satu hari saya berada diantara mereka, tapi suasana seolah tak perlu jawaban dari siapa aku??? Karena jawabnya aku adalah saudaramu :)
            Siang hari disuguhkan tarian cakalele dilanjut dengan berdendang (menyanyi diiringi gitar) sampai pagi benar-benar tahun baru yang paling berkesan.
            Di samping Keramahan, kesederhanaan, kebersamaan, dan Cakalele masih ada hal unik lainnya yang bisa anda nikmati di Negeri Piliana. Jika Mahameru punya tanjakan cinta maka Binaiya punya Ninipala/kolam jodoh (S30 16’ 11.8” E1290 33’ 10.9” ± 351 mdpl) yang terletak dekat desa piliana.
             Kolam ninipala nampak seperti air mendidih karena adanya aktiftas gas yang dihasilkan dari dalam tanah sehingga membuat warna air kolam ini seperti awan dilangit. Gelembung gas yang terbawa arus sungai bewarna putih seperti salju/susu menjadikan warna air di sungai ini variatif. Sebagian bewarna biru langit, sebagian putih susu dan biru muda pada bagian yang dangkal bening. Pada bagian tengah kolam ada dua pohon berpasangan yang dikeramatkan oleh warga.
Nyemplung2 biar cepet nikah :P
Nyicp air ninipala :D
Gelembung air ini tidak terasa panas, tidak berbau dan tidak berasa.  Kita bisa mandi di sana, airnya cukup dingin menyegarkan. Bahkan menurut kepercayaan warga sekitar, jika kita mandi disana, maka sepulangnya kita ke kampung halaman kita akan menikah, asek :). Dan katanya banyak yang datang dari kota baik ambon atau masohi yang sengaja datang hanya untuk mandi di kolam ninipala. hahahaha
           
            Sudah ada beberapa ahli geologi yang datang untuk memeriksa kandungan gas apa yang ada di ninipala ini. Namun sayang sampai saat ini para ahli belum mau berbagi data dengan pengurus dari Balai Taman Nasional.
            Selain kekayaan budaya dan keindahan alamnya, Piliana juga menjadi surga bagi kupu-kupu. Kupu-kupu Piliana tidak hanya indah dan langka tetapi punya nilai ekonomis. Karena kupu-kupunya ini, Piliana juga sudah terkenal di luar Negeri seperti Inggris, Belanda, France, German, Singapura dan untuk domestik Bali. Untuk beberapa spesies dari kupu-kupu ada yang dibandrol dengan kisaran harga ratusan ribu hingga jutaan.
to be continue to;

Pendakian Solo Estafet Binaiya-Rante Mario , "Binaiya".

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar