Mengenai Saya

Foto saya
'im not an adventurer by choice but by fate'

Sabtu, 28 Mei 2011

Sarang Semut



Sarang Semut ini juga banyak ditemukan di tempat di mana saya bekerja,
p. obi, halmahera selatan maluku utara
oleh karena itu saya jadi tertarik untuk mengulas sarang semut ini

Sarang Semut merupakan tanaman obat asal Papua yang sangat berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit secara alami dan aman. Secara turun-temurun sebetulnya Sarang Semut telah digunakan sebagai tumbuhan obat oleh masyarakat pedalaman bagian barat Wamena, Papua, seperti suku-suku di Bogondini dan Tolikara.

Hail nyari di hutan obi
Ahli gizi Dr. Mien Karmini yang sempat melakukan eksplorasi di Papua pada tahun 1995 menemukan bahwa Sarang Semut sering digunakan sebagai campuran bubur dan minuman sehari-hari. "Sarang Semut dipercaya meningkatkan imunitas tubuh dan memberikan energi", kata Mien. Zat-zat aktif seperti antioksidan, polifenol, dan glikosida yang terkandung dalam Sarang Semut mampu mengontrol beragam penyakit berat. Jenis masing-masing zat aktif itu memang masih terus diteliti dengan metode elusidasi struktur.

hasil nyari di sekitaran hutan obi
Menurut Dr Subagus Wahyuono Apt MSc dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, glikosida berfungsi sebagai imuno stimulan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. "Antioksidan itu melindungi sel-sel tubuh agar dapat menjalankan pekerjaan dengan baik. Kalau sel bekerja dengan baik, penyakit yang mengganggu fungsi sel seperti kanker dapat dicegah," ujar Dr Mangestuti Agil Apt MS, dosen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya.

Menurut entomolog (ahli serangga), Dr Wijaya, Sarang Semut mengandung senyawa antioksidan, vitamin, dan mineral. "Pada semut, antioksidan berperan dalam pembentukan koloni, menjaga tempat telur jauh dari kuman penyakit, sama seperti pada lebah madu," ujar Wijaya. Ia juga menambahkan bahwa Sarang Semut mengandung asam formiat. Hal senada diungkapkan oleh Dr Rosichon Ubaidillah, ahli semut Puslitbang Biologi LIPI. Rosichon yang kerap keluar-masuk hutan Wamena berpendapat bahwa khasiat Sarang Semut mungkin berasal dari Saliva atau kelenjar liur semut dan mikroba yang berasosiasi dengan semut yang tinggal didalam tanaman tersebut.

Ahli pengobatan Cina, Prof Muhammad Yusuf yang telah beberapa kali mendengar tentang Sarang Semut, mengatakan sejak 3.000 tahun silam di Cina tanaman Sarang Semut dan semut sudah dimanfaatkan sebagai obat. "Semut dan Sarang Semut memperbaiki fungsi ginjal. Ginjal mempengaruhi banyak fungsi tubuh," katanya. Willian Aditeja, ahli pengobatan Cina lainnya, mengungkapkan, semut berfungsi menghentikan nyeri, mengatasi rematik, dan melancarkan pembuluh darah.

Sarang Semut Tanaman Nonendemik
Sarang Semut kini menjadi obat baru untuk mengatasi beragam penyakit maut. Itu tak hanya di Wamena, Jayapura, atau kota-kota lain di tanah Papua. Para produsen memperoleh Sarang Semut dengan berburu di hutan-hutan Papua. Sebetulnya, Sarang Semut tak hanya terdapat di Papua. Di pulau terbesar itu keragaman Sarang Semut memang tinggi, 10 varietas terdapat di sana. Selain Myrmecodia pendans yang sudah terbukti berkhasiat secara empiris, di sana juga terdapat M jobiensis, M erinacea, dan M alata. Sebaran Myrmecodia tuberosa terdapat juga di Ambon, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, dan Kalimantan.

Budidaya Sarang Semut
Menurut Heny JD Latupapua, peneliti Kebun Biologi Wamena, Sarang Semut memungkinkan untuk dibudidayakan. Sebab, tumbuhan itu berbunga, berbuah, dan berbiji. Itu juga dikemukakan Dr Tukirin Partomiharjo dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi. Doktor ahli epifit dan entomologi alumnus Kagoshima University itu adalah kurator tanaman anggota famili Rubiaceae yang juga kerap mengeksplorasi Sarang Semut.

Di Australia Sarang Semut juga dikembangkan dengan teknologi kultur jaringan. Pengembangbiakan massal melalui kultur jaringan tak mempengaruhi kandungan senyawa aktif sebuah tanaman. Syaratnya dalam budidaya harus dikondisikan (suhu, iklim, intensitas cahaya, nutrisi) seperti habitat aslinya. Dengan pengembangan itu perburuan Sarang Semut di hutan dapat dibatasi.

Dapat diprediksi, ketika popularitasnya melambung, kian banyak orang memburu Sarang Semut. Padahal, selama ini para produsen menyandarkan kontinuitas produksi dari kemurahan alam. Bagi konsumen juga mesti hati-hati lantaran Sarang Semut mudah dipalsukan, bentuknya mirip serbuk kayu biasa berwarna cokelat kehitaman. Sikap itu perlu lantaran peluang Sarang Semut sebagai obat amat besar.

"Dengan adanya bukti empiris ini Sarang Semut merupakan sumber baru obat. Banyak senyawa baru yang belum diketahui (jenisnya) dengan aktivitas tinggi," ujar Dr Muhammad Ahkam Subroto. Oleh karena itu banyak orang yang mendambakan sehat memilih Sarang Semut sebagai jalan pengobatan. (Dari berbagai sumber, sumber utama: Buku "Gempur Penyakit dengan Sarang Semut" Penulis Dr. Ir. Ahkam Subroto, Hendro Saputro)

Kandungan Sarang Semut

Uji penapisan kimia dari tumbuhan Sarang Semut menunjukkan bahwa tumbuhan ini mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan flavonoid dan tanin. Hal ini sesuai dengan basil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti yang mempelajari golongan senyawa ini dalam kaitannya dengan sistem pertahanan diri tumbuhan Sarang Semut.

Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang banyak merupakan pigmen tumbuhan. Saat ini lebih dari 6.000 senyawa yang berbeda masuk ke dalam golongan flavonoid. Flavonoid merupakan bagian penting dari diet manusia karena banyak manfaatnya bagi kesehatan. Fungsi kebanyakan flavonoid dalam tubuh manusia adalah sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, memiliki hubungan sinergis dengan vitamin C (meningkatkan efektivitas vitamin C), antiinflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotik.

Dalam banyak kasus, flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri atau virus. Fungsi flavonoid sebagai antivirus telah banyak dipublikasikan, termasuk untuk virus HIV (AIDS) dan virus herpes. Selain itu, flavonoid juga dilaporkan berperan dalam pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit lain seperti asma, katarak, diabetes, encok/rematik, migren, wasir, dan periodontitis (radang jaringan ikat penyangga akar gigi). Penelitian-penelitian mutakhir telah mengungkap fungsi-fungsi lain dari flavonoid, tidak saja untuk pencegahan, tetapi juga untuk pengobatan kanker.

Banyak mekanisme kerja dari flavonoid yang sudah terungkap, misalnya inaktivasi karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel, induksi apoptosis dan diferensiasi, inhibisi angiogenesis, serta pembalikan resistensi multi-obat atau kombinasi dari mekanisme-mekanisme tersebut. Kemampuan Sarang Semut secara empiris untuk pengobatan berbagai jenis kanker atau tumor, TBC, dan encok/rematik diduga kuat berkaitan dengan kandungan flavonoid Sarang Semut.

Komposisi dan Kandungan Senyawa Aktif Tumbuhan Sarang Semut
No       Parameter                    Satuan                                     Nilai
01        Energi                          Kkal/100 g                  350,52
02        Kadar air                     g/ 100 g                      4,54
03        Kadar abu                   g/100 g                       11,13
04        Kadar lemak                g/ 100 g                      2,64
05        Kadar protein              g/100 g                       2,75
06        Kadar karbohidrat       g/100 g                       78,94
07        Tokoferol                    mg/100 g                    31,34
08        Total fenol                   g/100 g                       0,25
09        Kalsium (Ca)               g/100 g                       0.37
10        Natrium (Na)               mg/100 g                    68,58
11        Kalium (K)                  g/100 g                       3,61
12        Seng (Zn)                    mg/100 g                    1,36
13        Besi (Fe)                      mg/100 g                    29,24
14        Fosfor (P)                    g/100 g                       0,99
15        Magnesium (Mg)         g/100 g                       1,50


Tanin merupakan astringen, polifenol tanaman berasa pahit yang dapat mengikat dan mengendapkan protein. Umumnya tanin digunakan untuk aplikasi di bidang pengobatan, misalnya untuk pengobatan diare, hemostatik (menghentikan pendarahan), dan wasir. Kemampuan Sarang Semut secara empiris untuk pengobatan ambeien (wasir) dan mimisan diduga kuat berkaitan dengan kandungan taninnya.

Seperti dalam tabel di atas tumbuhan Sarang Semut kaya akan antioksidan tokoferol (vitamin E) sekitar 313 ppm dan beberapa mineral penting untuk tubuh seperti kalsium, natrium, kalium, seng, besi, fosfor, dan magnesium.

Analisis antioksidan dari ekstrak kasar tumbuhan sarang semut dengan menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) menunjukkan bahwa ekstrak tersebut memiliki aktivitas antioksidan sedang, yaitu diperoleh nilai IC50 sebesar 48,6 ppm. Sementara alfatokoferol yang merupakan antioksidan kuat dengan nilai IC50 diperoleh angka sebesar 5,1 ppm. IC50 merupakan konsentrasi dari antioksidan yang dapat meredam atau menghambat 50% radikal bebas. Semakin kecil nilai IC50 dari suatu antioksidan maka semakin kuat antioksidan tersebut. Alfa-tokoferol pada konsentrasi 12 ppm telah mampu meredam radikal bebas sebanyak 96% dan persentase inhibisi ini tetap konstan untuk konsentrasikonsentrasi yang lebih tinggi dari 12 ppm. Hasil penelitian ini mempunyai makna bahwa alfa-tokoferol pada konsentrasi rendah pun telah memiliki aktivitas peredam radikal bebas hingga mendekati 100%.

Dalam sistem metabolisme tubuh, Kalsium berfungsi dalam kerja jantung, impuls saraf, dan pembekuan darah. Besi berfungsi dalam pembentukan hemoglobin, transpor oksigen, aktivator enzim. Fosfor berfungsi dalam penyerapan kalsium dan produksi energi. Natrium memiliki peranan dalam kesetimbangan elektrolit, volume cairan tubuh, dan impuls saraf. Kalium berfungsi dalam ritme jantung, impuls saraf, dan keseimbangan asam-basa. Seng memiliki fungsi dalam sintesis protein, fungsi seksual, penyimpanan insulin, metabolisme karbohidrat, dan penyembuhan luka. Sementara Magnesium memiliki peranan dalam fungsi tulang, hati, otot, transfer air intraseluler, keseimbangan basa, dan aktivitas neuromuskuler.

Fungsi-fungsi mineral tersebut dapat menjelaskan beberapa khasiat lain dari Sarang Semut, misalnya khasiatnya dalam membantu mengatasi berbagai macam penyakit/gangguan jantung, melancarkan haid dan mengobati keputihan, melancarkan peredaran darah, mengobati migren (sakit kepala sebelah), gangguan fungsi ginjal dan prostat, memulihkan kesegaran dan stamina tubuh, serta memulihkan gairah seksual.

Hasil analisis penghambatan aktivitas enzim xanthine oxidase oleh ekstrak tumbuhan Sarang Semut menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan ini dapat menghambat aktivitas enzim xanthine oxidase dengan aktivitas yang setara dengan allopurinol, obat komersial yang digunakan untuk pengobatan asam urat. Diduga senyawa inhibitor xanthine oxidase yang bertanggung jawab dalam mekanisme ini adalah senyawa dari golongan flavonoid. Fenomena ini yang kemungkinan dapat memperkuat khasiat tumbuhan Sarang Semut untuk pengobatan rematik yang telah terbukti secara empiris. (Sumber: Buku "Gempur Penyakit dengan Sarang Semut" Penulis Dr. Ir. Ahkam Subroto, Hendro Saputro)

Penyakit yang Dapat Disembuhkan

Secara empiris Sarang Semut telah terbukti dapat meyembuhkan beragam penyakit ringan dan berat, seperti kanker dan tumor, asam urat, jantung koroner, wasir, TBC, migren, rematik dan leukemia. Mengenai mekanisme kerja kandungan senyawa aktif Sarang Semut dalam mengobati berbagai penyakit tersebut memang masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Beberapa penyakit yang bisa disembuhkan dan kemungkinan senyawa aktif yang berperan menaklukkan penyakit tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Kanker dan tumor
Jenis-jenis kanker dan tumor, baik jinak maupun ganas, yang dapat disembuhkan dengan Sarang Semut adalah kanker otak, kanker hidung, kanker payudara, kanker lever, kanker paru-paru, kanker usus, kanker rahim, kanker kulit, kanker prostat, serta kanker darah (leukemia), kecuali kanker tenggorokan dan rongga mulut.

Kemampuan Sarang Semut secara empiris untuk pengobatan berbagai jenis kanker/tumor tersebut diduga kuat berkaitan dengan kandungan flavonoidnya. Ada beberapa mekanisme kerja dari flavonoid dalam melawan tumor/kanker, misalnya inaktivasi karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel, induksi apoptosis dan diferensiasi, inhibisi angiogenesis, dan pembalikan resistensi multi-obat atau kombinasi dari mekanisme-mekanisme tersebut.

2. Gangguan jantung, terutama jantung koroner
Hingga kini mekanismenya memang belum jelas, tetapi kemampuan Sarang Semut untuk pengobatan berbagai macam penyakit/gangguan jantung ada kaitannya dengan kandungan multi-mineral Sarang Semut, terutama kalsium dan kalium.

3. Stroke ringan maupun berat
Pengobatan stroke kemungkinan sangat berkaitan dengan kandungan multi-mineral yang terkandung dalam Sarang Semut.

4. Ambeien (wasir)
Kemampuan Sarang Semut untuk pengobatan ambeien (wasir) berkaitan dengan kandungan flavonoid dan taninnya yang tinggi. Kedua golongan senyawa ini dalam beberapa penelitian memang sudah terbukti dapat mengobati wasir.

5. Benjolan-benjolan dalam payudara
Yang dimaksud dengan benjolan-benjolan pada payudara adalah pembengkakan bukan tumor (non-neoplasma). Diduga kuat mekanisme penyembuhannya serupa dengan kasus tumor dan kanker, yaitu dengan mengandalkan kemampuan kandungan flavonoid yang terkandung dalam Sarang Semut. 

6. Gangguan fungsi ginjal dan prostat
Mekanisme pengobatan gangguan fungsi ginjal dan prostat kemungkinan ada kaitannya dengan kandungan antioksidan (flavonoid dan tokoferol) serta multi-mineral yang ada dalam Sarang Semut.

7. Haid dan keputihan
Proses pengobatan untuk keputihan dan melancarkan haid ada kaitannya dengan kandungan flavonoid, tanin, dan multi-mineralnya, terutama kalsium dan seng.

8. Melancarkan peredaran darah
Kandungan antioksidan yang tinggi (tokoferol dan flavonoid) dan multi-mineral yang terkandung dalam sarang memiliki peranan penting dalam melancarkan peredaran darah.



9. Migren (sakit kepala sebelah)
Untuk pengobatan migren berkaitan dengan fungsi kandungan flavonoid dan multi-mineral dalam Sarang Semut, khususnya kalsium, natrium, dan magnesium.

10. Penyakit paru-paru (TBC)
Pengobatan TBC terkait dengan peranan flavonoid yang terkandung dalam Sarang Semut yang berfungsi sebagai antivirus.

11. Rematik (encok)
Ini terkait dengan kemampuan flavonoid sebagai inhibitor enzim xanthine oxidase dan antioksidan serta tokoferol sebagai antioksidan dan multi-mineral yang terkandung dalam Sarang Semut.

12. Gangguan alergi hidung, mimisan, bersin-bersin
Senyawa-senyawa yang bertanggung jawab terhadap gangguan ini adalah antioksidan (tokoferol dan flavonoid) dan tanin.

13. Sakit maag
Seperti halnya TBC, yang berperan dalam pengobatan maag adalah flavonoid yang terkandung dalam Sarang Semut sebagai antibakteri.
Manfaat Tambahan Sarang Semut

Selain telah terbukti secara empiris dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti tersebut di atas, Sarang Semut juga dapat digunakan untuk untuk melancarkan dan meningkatkan ASI, memulihkan gairah seksual, dan memulihkan serta menjaga stamina.

1. Melancarkan dan meningkatkan ASI
Kandungan multi-mineral dari tumbuhan Sarang Semut diduga memiliki peranan yang penting dalam melancarkan dan meningkatkan produksi ASI, mempercepat proses pemulihan kesehatan ibu setelah melahirkan, dan memulihkan kewanitaan (sari rapet).

2. Memulihkan gairah seksual
Kandungan antioksidan yang tinggi (tokoferol dan flavonoid) dan multi-mineral dari tumbuhan Sarang Semut diduga memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan gairah seksual ini.

3. Memulihkan stamina tubuh
Kandungan antioksidan yang tinggi (tokoferol dan flavonoid) dan multi-mineral dais tumbuhan Sarang Semut diduga memiliki peranan yang penting dalam memulihkan kesegaran dan stamina tubuh.


Bukti Ilmiah Sarang Semut

Dalam uji in vitro, terbukti bahwa Sarang Semut ampuh mengatasi sel kanker. Yang membuktikan keampuhan itu adalah Qui Kim Tran dari Universit National of Hochiminch City dan koleganya Yasuhiro Tezuka, Yuko Harimaya, dan Arjun Hari Banskota. Ketiga orang sejawat Qui itu bekerja di Toyama Medical and Pharmaceutical University

Dalam penelitiannya Qui Kim Tran menggunakan Sarang Semut yang berbobot 2-3 kg, kemudian diekstrak dengan berbagai pelarut seperti air, methanol, dan campuran methanol-air. Mereka lantas menumbuhkan 3 sel kanker yang amat metastesis alias mudah menyebar ke bagian tubuh lain seperti kanker serviks, kanker paru, dan kanker usus. Masing-masing hasil ekstraksi itu lalu diberikan kepada setiap sel kanker. Hasilnya menakjubkan, Sarang Semut mempunyai aktivitas antiproliferasi. Dalam dunia kedokteran, proliferasi berarti pertumbuhan sel yang amat cepat dan abnormal. Kanker memang berarti pertumbuhan sel yang cepat dan tak terkendali. Antiproliferasi berarti menghambat proses perbanyakan sel itu.

Seperti dikutip Biology Pharmaceutical Bulletin, Qui Kim Tran dan rekan-rekannya menuturkan bahwa seluruh ekstrak Sarang Semut menekan proliferasi sel tumor manusia. Dalam uji itu terbukti tingkat efektivitas EC50 mencapai 9,97 mg/ml pada ekstrak methanol. Artinya hanya dengan dosis kecil, 9,97 mg/ml, ekstrak Sarang Semut mampu menekan 50% laju pertumbuhan sel kanker. Sedangkan EC50 pada ekstrak air 22,3 mg/ml; campuran methanol-air, 11,3 mg/ml. Riset tersebut meneguhkan pengalaman empiris banyak orang yang sembuh dari kanker.

Di samping Sarang Semut juga mengandung tokoferol. Tokoferol mirip vitamin E yang berefek antioksidan efektif. Menurut Prof Dr Elin Yulinah Sukandar, guru besar Farmasi ITB, kandungan tokoferol itu cukup tinggi. Tokoferol berfungsi sebagai antioksidan dan antikanker. Ia menangkal serangan radikal bebas dengan cara antidegeneratif, katanya. Senyawa kaya vitamin E itu juga berfaedah sebagai antipenuaan. Bila kita mengkonsumsi banyak lemak dan radikal bebas, dengan adanya tokoferol akan mengatasinya, ujar ahli Ahmad Sulaeman PhD. Doktor ahli nutrisi alumnus University of Nebraska Lincoln itu mengungkapkan, peran vitamin E bagi kesehatan amat vital. Ia mencegah asam lemak tak jenuh, komponen sel membran dari oksidasi oleh radikal bebas.

Dalam segi keamanan konsumen, riset ilmiah yang telah dilakukan oleh Muhammad Ahkam Subroto, doktor alumnus University of New South Wales Sydney, Australia, telah menjamin keamanan dari herba ini. Riset itu membuktikan, konsumsi 3 kali 1 sendok makan Sarang Semut per hari masih sangat aman. Hasil riset tersebut medapati angka LD50 sarang semut amat tinggi sehingga keamanan konsumen terlindungi. Dimana kriteria obat yang bagus jika dosis efektif berjauhan dengan LD50. (Dari berbagai sumber, sumber utama: Buku "Gempur Penyakit dengan Sarang Semut" Penulis Dr. Ir. Ahkam Subroto, Hendro Saputro)



Obat Alternatif: Sarang Semut Penakluk Penyakit Maut





Pengantar

Papua merupakan salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk tanaman obat. Beberapa tanaman obat asal Papua telah menyedot perhatian banyak kalangan, baik kalangan medis konvensional maupun kalangan pengobatan komplementer dan alternatif, termasuk di antaranya adalah mahkota dewa yang populer pada awal 2000, buah merah 2004 dan keben 2005. Kini herbal-herbal tersebut masih terus dibicarakan dan digunakan oleh masyarakat luas. Khasiatnya mulai pula diakui di luar negeri.

Awal 2006 kami telah memperkenalkan satu herbal lagi dari Papua yang juga mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat luas, yaitu tumbuhan sarang semut. Sarang semut memiliki banyak khasiat untuk pengobatan berbagai penyakit, mulai dari yang ringan seperti mimisan, maag, asam urat dan wasir hingga penyakit-penyakit berat seperti tumor, kanker, TBC dan jantung koroner. Selain itu, tumbuhan ini dapat meningkatkan dan memperlancar produksi air susu ibu (ASI) dan memulihkan kesehatan wanita setelah persalinan, meningkatkan stamina dan sebagai afrodisiak (meningkatkan gairah seksual).


Mengenal Tumbuhan Sarang Semut

Sarang semut yang telah dikenal oleh masyarakat luas adalah sarang semut berupa lubang-lubang di tanah, bangunan atau daun-daun di pohon yang dibuat sendiri oleh koloni semut tertentu, bisa semut merah, rangkang, semut hitam, atau semut putih. Namun yang dimaksud di sini bukan sarang semut seperti itu, melainkan tumbuhan epifit yang menempel di pohon-pohon besar yang batang bagian bawahnya menggelembung berisi rongga-rongga yang disediakan sebagai sarang semut jenis tertentu.

Sarang semut merupakan tumbuhan dari Hydnophytinae (Rubiaceae) yang berasosiasi dengan semut. Tumbuhan ini bersifat epifit, artinya menempel pada tumbuhan lain, tidak hidup secara parasit pada inangnya tetapi hanya memanfaatkannya untuk menempel. Contoh epifit lain yang lazim dijumpai hidup di pohon adalah lumut kerak, lumut, alga, tumbuhan perambat dan anggrek. Sebenarnya ada 5 genus sarang semut dari famili Rubiaceae, namun hanya genus Hydnophytum dan Myrmecodia yang paling dekat berasosiasi dengan semut. Genus sarang semut tersebut dibagi menjadi beberapa spesies berdasarkan struktur umbinya. Hydnophytum terdiri dari 45 spesies dan Myrmecodia 26 spesies. Semua spesies dari tumbuhan ini memiliki batang menggelembung yang berongga-rongga menyerupai buah yang umumnya dihuni oleh semut.

Penyebaran sarang semut mulai dari Semenanjung Malaysia hingga Filipina, Kamboja, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua, Papua Nugini, Cape York hingga Kepulauan Solomon. Di Propinsi Papua, tumbuhan sarang semut dapat dijumpai terutama di daerah Pegunungan Tengah, yaitu di hutan belantara Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Pegunungan Bintang dan Kabupaten Paniai. Keanekaragaman terbesar dari sarang semut ditemukan di pulau Papua dimana spesies dataran tingginya adalah lokal spesifik.

Secara ekologi, sarang semut tersebar dari hutan bakau dan pohon-pohon di pinggir pantai hingga ketinggian 2400 m. Sarang semut paling banyak ditemukan di padang rumput dan jarang ditemukan di hutan tropis dataran rendah, namun lebih banyak ditemukan di hutan dan daerah pertanian terbuka dengan ketinggian sekitar 600 m. Ia banyak ditemukan menempel pada beberapa pohon, umumnya di pohon kayu putih, cemara gunung, kaha, dan pohon beech, tetapi jarang pada pohon-pohon dengan batang halus dan rapuh seperti Eucalyptus. Sarang semut juga tumbuh pada dataran tanpa pohon dengan nutrisi rendah dan di atas ketinggian pohon. Di habitat liarnya sarang semut dihuni oleh beragam jenis semut dan seringkali oleh tiga spesies dari genus Iridomyrmex. Identifikasi yang kami lakukan terhadap sarang semut Myrmecodia pendens menunjukkan bahwa tumbuhan ini dihuni oleh koloni semut dari jenis Ochetellus sp.


Pengetahuan Tradisional Sarang Semut

Dari literatur tercatat hanya ada 1 spesies Hydnophytum dan 1 spesies Myrmecodia yang digunakan sebagai bahan obat oleh penduduk lokal suatu daerah tertentu di Asia Tenggara, yaitu Hydnophytum formicarum Jack dan Myrmecodia tuberosa Jack. Di Indonesia, H. formicarum yang di Jawa disebut urek-urek polo bentuk pastanya digunakan untuk mengobati pembengkakan, sakit kepala dan rematik. Sedangkan air rebusannya digunakan untuk mengobati hernia dan maag. Di Filipina, air rebusannya digunakan untuk mengobati liver dan masalah pencernaan. Di Thailand, serbuknya digunakan untuk antelmintik (obat cacing), tonik jantung, penyakit tulang, penyakit kulit, penyakit paru-paru, sakit di persendian dan sebagai bahan campuran untuk obat antidiabetes. Di Malaysia, air rebusannya digunakan untuk mengobati kanker. Di Vietnam, tumbuhan ini digunakan untuk mengobati hepatitis, rematik dan diare.

Di Indonesia pasta dari spesies M. tuberosa, disebut rumah semut, digunakan untuk mengobati pembengkakan dan sakit kepala. Selain itu, spesies lain M. pendans juga digunakan secara tradisional oleh penduduk lokal tertentu di Papua untuk menyembuhkan beragam gangguan kesehatan, namun tidak jelas jenis-jenis penyakit yang dapat disembuhkan dengan sarang semut jenis ini. Berdasarkan pengetahuan tradisional inilah akhirnya kami sejak tahun 2002 mulai mengembangkan dan mempopulerkan sarang semut jenis ini sebagai obat beragam penyakit seperti tumor/kanker, jantung koroner, wasir, stroke, rematik, gangguan prostat, dll. Serangkaian penelitian ilmiah telah kami lakukan di LIPI untuk mengungkap khasiat sarang semut ini.


Kandungan Senyawa Aktif

Analisis kimia dari sarang semut menunjukkan bahwa tumbuhan ini terutama mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan flavonoid dan tanin. Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang banyak merupakan pigmen tumbuhan. Saat ini lebih dari 6000 senyawa yang berbeda masuk ke dalam golongan flavonoid. Flavonoid merupakan bagian penting dari diet kita karena banyak manfaatnya bagi kesehatan. Fungsi kebanyakan flavonoid dalam tubuh kita adalah sebagai antioksidan. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, memiliki hubungan sinergis dengan vitamin C (meningkatkan efektivitas vitamin C), antiinflamasi, mencegah keropos tulang dan sebagai antibiotik. Dalam banyak kasus flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri atau virus. Fungsi flavonoid sebagai antivirus telah banyak dipublikasikan, termasuk untuk virus HIV (AIDS) dan virus herpes. Selain itu, flavonoid juga dilaporkan berperan dalam pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit lain seperti asma, kataraks, diabetes, encok/rematik, migren, wasir, dan periodontitis (radang jaringan ikat penyangga akar gigi). Kemampuan sarang semut untuk pengobatan berbagai jenis kanker/tumor, TBC, dan encok/rematik berkaitan erat dengan kandungan flavonoidnya.

Tanin merupakan astringen, polifenol tanaman rasa pahit yang dapat mengikat dan mengendapkan protein. Umumnya tanin dikenal digunakan untuk penyamakan kulit, namun tanin juga banyak aplikasinya di bidang pengobatan, misalnya untuk pengobatan diare, hemostatik (menghentikan perdarahan), dan wasir. Kemampuan sarang semut untuk pengobatan wasir dan mimisan berkaitan erat dengan kandungan taninnya.

Selain itu, sarang semut kaya akan antioksidan tokoferol (vitamin E) dan beberapa mineral penting untuk tubuh seperti kalsium, natrium, kalium, seng, besi, fosfor dan magnesium.

Di dalam sistem metabolisme tubuh, kalsium berfungsi dalam kerja jantung, impuls syaraf, dan pembekuan darah. Besi berfungsi dalam pembentukan hemoglobin, transpor oksigen, aktivator enzim. Fosfor berfungsi dalam penyerapan kalsium dan produksi energi. Natrium memiliki peranan dalam kesetimbangan elektrolit, volume cairan tubuh dan impuls syaraf. Kalium berfungsi dalam ritme jantung, impuls syaraf dan kesetimbangan asam-basa. Seng memiliki fungsi dalam sintesis protein, fungsi seksual, penyimpanan insulin, metabolisme karbohidrat dan penyembuhan luka. Sedangkan magnesium memiliki peranan dalam fungsi tulang, hati, otot, transfer air intraseluler, kesetimbangan basa dan aktivitas neuromuskuler. Fungsi-fungsi mineral di atas dapat menjelaskan beberapa khasiat lain dari sarang semut, misalnya dalam membantu mengatasi berbagai macam penyakit/gangguan jantung, melancarkan haid dan mengobati keputihan, melancarkan peredaran darah, mengobati migraen (sakit kepala sebelah), gangguan fungsi ginjal dan prostat, memulihkan kesegaran dan stamina tubuh, dan memulihkan gairah seksual.


Aktivitas Farmakologi Sarang Semut

Di beberapa negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam, riset sarang semut dari jenis H. formicarum telah mulai dilakukan sejak 5 tahun yl, terutama yang berkaitan dengan evaluasi toksisitas, antioksidan dan antikanker. Sejauh ini telah dilaporkan bahwa ekstrak metanol, metanol:air (1:1), dan air dari H. formicarum telah terbukti dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis sel tumor dan kanker secara in vitro dengan aktivitas yang cukup tinggi. Salah satu mekanisme yang telah terungkap adalah induksi apoptosis yang ditunjukkan dengan adanya perubahan morfologi dan fragmentasi DNA.


Ekstrak etanol dari H. formicarum juga dilaporkan mengandung senyawa aktif inhibitor histone deacetylase (HDAC) yang memiliki aktivitas antikanker yang efektif. Inhibitor HDAC merupakan kelas senyawa aktif yang saat ini tengah diuji klinis sebagai antikanker. Inhibitor HDAC telah dibuktikan dapat menghambat pertumbuhan sel tumor, menginduksi diferensiasi dan menyebabkan kematian sel apoptotik dari sel-sel kanker payudara, paru-paru, indung telur, prostat dan usus. Diduga inhibitor HDAC menyebabkan aktivasi transkripsional dari beberapa gen yang ekspresinya menyebabkan penghambatan pertumbuhan tumor.

Ekstrak air dan kloroform dari H. formicarum telah dilaporkan pula memiliki aktivitas antioksidan yang kuat melalui uji radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dengan konsentrasi penghambatan (IC50) masing-masing sebesar 32,95 mg/ml dan 39,1 mg/ml. Satu senyawa murni yang telah berhasil diisolasi dari ekstrak heksana H. formicarum adalah stigmasterol yang memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker payudara dan sel kanker nasofaring dengan nilai LC50 sebesar 87,7 dan 34,3 mg/ml.

Multi khasiat sarang semut jenis M. pendans diduga kuat berkaitan dengan kandungan senyawa aktifnya, terutama dari golongan flavonoid, tanin, tokoferol, multi-mineral (Ca, Na, K, P, Zn, Fe, Mg) dan polisakarida. Ekstrak etanol dari M. pendans memiliki aktivitas antioksidan sedang dengan IC50 sebesar 48,6 mg/ml. Ekstrak yang sama memiliki aktivitas pula sebagai inhibitor xanthine oxidase (anti asam urat) yang setara dengan allopurinol pada konsentrasi 200 mg/ml. Uji toksisitas yang telah dilakukan terhadap ekstrak air M. pendans menunjukkan bahwa konsumsi sarang semut pada dosis 3 x 1 sendok makan (dosis yang lazim dikonsumsi) masih tergolong aman. Senyawa murni yang telah berhasil diisolasi adalah dari golongan steroid/terpenoid dan flavonoid glikosida.



Cara Pemanfaatan untuk Pengobatan Alternatif

Saat ini ada 2 bentuk produk sarang semut yang beredar di pasaran, yaitu serbuk kering dan kapsul ekstrak air. Cara pemakaian untuk serbuk sarang semut adalah sebagai berikut: (1) Tuangkan satu sendok makan penuh (sekitar 10 g) bubuk tersebut ke dalam panci yang terbuat dari stainless steel (jangan menggunakan panci aluminium, bisa bocor) berisi kurang lebih 500 ml air (2 gelas); (2) Masak bubuk tersebut sampai mendidih, api dikecilkan sambil diaduk sesekali selama sekitar 15 menit (2 gelas air menjadi 1 gelas); (3) Dinginkan hasil rebusan tersebut; (4) Saring air hasil rebusan tersebut dan air hasil rebusan tersebut siap diminum.

Secara umum, anak-anak usia di bawah 10 tahun diberi minum setengah takaran dewasa dengan dosis penggunaannya adalah: a). untuk penyembuhan: minumlah air hasil rebusan tersebut secara teratur 2-3 kali sehari hingga sembuh dan setiap takaran obat hanya untuk satu kali pemakaian; b). untuk pencegahan: dapat diminum secara teratur 1-2 kali seminggu agar tetap sehat dan bugar. Sedangkan untuk sediaan dalam bentuk kapsul (@500 mg), dosis pengobatan untuk setiap penyakit pada umumnya 1-2 kapsul sekali minum, 3x sehari, untuk meningkatkan ASI 2 x 1 kapsul sehari dan untuk stamina, 2 x 1 kapsul sehari.
Sebagai penutup perlu ditekankan di sini bahwa dari sekian banyak spesies sarang semut yang ada, hanya ada 3 spesies yang berkhasiat obat sesuai dengan pengetahuan tradisional penduduk lokal di Asia Tenggara, yaitu H. formicarum, M. tuberosa dan M. pendans. Karena itu, demi keamanan pemakaian disarankan agar masyarakat bersikap berhati-hati dalam memilih jenis sarang semut yang tepat untuk pengobatan.

Baca juga :
Anggrek Tanah
prasasti semu
NHL (Non Hodskin Lymphoma) Vs Me