Mengenai Saya

Foto saya
'im not an adventurer by choice but by fate'

Sabtu, 14 Januari 2012

Pendakian solo estafet Binaiya-Rante Mario, "Rante Mario".



            Makassar 100112, badan masih terasa melayang ketika landing di Bandara Hasanudin. Nampaknyak butuh semangat secangkir kopi dulu sebelum melanjutkan perjalanan. Café di salah satu sudut bandara menjadi pilihan untuk sekedar melepas penat. Secangkir kopi penuh inspirasi, teman setia ketika harus memutar otak, merealisasikan arah perjalanan ini. kemana kita selanjutnya???
Ngumpul with anak2 Unhas
            Sepertinya base camp Mapala Unhas 09 akan jadi tempat menumpang hidup selama di Makassar. Terlebih karena banyak data pendakian yang harus dipelajari di sana. Setelah 20 menit berpegal-pegal duduk di atas motor ojeg dengan beban ransel berukuran huge, sampailah pada sebuah komplek bangunan yang megah. Diantara bangunan megah itu, ada sebuah bangunan yang dihuni oleh mahasiswa yang mayoritas berambut gondrong. Sampai juga di base camp Mapala Unhas 09 disambut dengan baik oleh anggota yang kebanyakan berambut gondrong, like this. Salam gondrong :D
Nongkrong di Losari
with flend
            Dari info yang didapat dari teman-teman di Mapala, pendakian ke atap Sulawesi ini terbentur masalah transfortasi menuju desa terakhir. Oleh sebab itu pendakian hanya bisa dilakukan pada hari-hari tertentu, tepatnya hari pasar. Untuk lebih jelasnya akan saya akan jabarkan nanti di rute singkat untuk Rante Mario. Singkat cerita pendakian baru bisa dimulai dari Makassar pada hari rabu 110112. Lumayan punya waktu lebih untuk meluruskan tulang-tulang sisa pendakian binaiya.
            110112, Hujan dan angin kencang malam itu terasa menusuk kulit. Semua orang berlari mencari tempat berteduh. Belum di gunung cuaca sudah sedemikian jelek. Tidak terlalu berharap dapat cuaca bagus ketika naik pegunungan Latimojong nanti. Tembakau dan salah seorang anggota dari Mapala Unhas jadi teman menikmati hujan malam itu. Terminal Daya, Makassar di sinilah perjalanan menuju Latimojong dimulai.
            Malam dalam mobil Avanza terasa sangat panjang, ditambah dengan kondisi jalan yang hancur dan berlubang membuat tubuh ini sulit sekali untuk bisa terlelap. Setelah 7 jam perjalanan yang sama sekali tidak nyaman, tibalah di sebuah pasar tradisonal di daerah Enrekang yang bernama pasar Baraka.
            120112, Hari masih buta ketika tiba di pasar Baraka. Mata yang masih berat menuntun tubuh ini pada sebuah pos ronda (S30 24’ 13.8” E1190 51’ 12.4”) di salah satu sudut pasar. Rasa dingin dan kantuk membuat tubuh ini tak segan untuk segera bergabung dengan bapak-bapak hansip yang nampaknya terlelap pulas di dalam pos tersebut. Terlelap…
            Suara bising kendaraan yang hilir mudik di depan jalan pos seperti alarm yang tidak bisa dimatikan. Walaupun langit belum sepenuhnya terang, aktifitas pasar sudah mulai bergeliat. sepertinya butuh penyemangat untuk mengawali hari ini. sendiri berjalan sempoyongan keliling pasar mencari warung inspirasi (warung kopi). Tidak terlalu sulit mencari warung inspirasi di pasar, hanya beberapa langkah sudah bisa ditemukan dengan mudah.
            Kopi untuk semangat pagi ini, sekaligus media untuk berkumpul dan bertanya hahahah. Sangat mudah juga mengorek informasi yang diperlukan untuk perjalanan kali ini. bermodalkan satu gelas kopi, semua info sudah bisa diserap dengan baik. Tak perlu khawatir nyasar sampai tujuan. Secara kebetulan di warung kopi tadi ada salah seorang bapak yang akan meneruskan perjalanan ke tempat tujuan yang sama, Rante Lemo. The lucky coffe.,.
            Sempat merasa sepertinya ini bukan mobil yang akan saya tumpangi, mobil hard top yang terlihat tua seperti mobil-mobil di Bromo. Nampak muatan mobil sudah sesak dengan barang-barang pasar. Pertanyaanya akan dimuat di mana badan para penumpang???
            Di sini, barang-barang muatan pasar lebih beharga daripada keselamatan penumpang. Sudah menjadi kebiasaan dimana barang disusun rapi dan nyaman di dalam mobil sementara para penumpang bergelantungan di antara sela-sela mobil yang memungkinkan. Atau seperti ibu dan seorang anaknya yang duduk santai di atas kap mobil. Dan saya sendiri hanya bisa menempelkan satu kaki pada bagian belakang mobil.
            Perjalanan dari Baraka menuju Rantelemo di tempuh dalam waktu 3-4 jam dengan medan off road melewati punggungan perbukitan, menyebrangi sungai, tak jarang mobil terjebak dalam kubangan. Jurang dalam pada bagian sisi kanan jalan menjadi daya tarik sekaligus kengerian karena sudah banyak mobil naas terjun bebas ke dalam jurang tersebut.
            Sampai di desa Rantelemo (S30 25’ 59.1” E1190 58’ 08.4”) perjalanan diteruskan dengan berjalan kaki menuju desa karangan. Sesampainya di desa Karangan, cari saja rumah pak kades (S30 25’ 14.1” E1190 59’ 14.7” ± 1466 mdpl) letaknya dekat mesjid. Di rumah pak Kades ini biasanya para pendaki mengurus Izin dan menginap untuk kemudian besok paginya melanjutkan pendakian.
            Desa karangan adalah desa penghasil kopi di Latimojong, tempat ini adalah surganya coffe lovers. Hahahaha, kopi asli buatan masyarakat dengan rasa yang khas bisa anda nikmati sampai muntah. Selama anda di rumah pak kades, makan, kopi sudah beliau sediakan. Menginap di sinipun tidak dpungut bayaran, hanya uang sukarela, besarnya tergantung dari pribadi masing-masing saja.
            130112, pagi yang cukup dingin ditambah hujan semalam makin buat saya ragu bisa menangkap momen yang cantik di Latimojong. Sarapan pagi yang disiapkan oleh keluarga pak Kades, sepertinya cukup untuk memulai pendakian ini. ditemani cahaya mentari yang agak samar, sayang sekali cuaca masih saja hitam.
Petunjuk jalur yang jelas
            Pada awal pendakian, pemandangan kebun kopi dan ladang warga jadi teman setia. Jalan cukup jelas, hanya saja ada satu cabang di kebun kopi, di S30 24’ 57.2” E1190 59’ 50.3” anda ambil belok kiri. Selanjutnya jalur sangat jelas. iKuti saja jalan setapak hingga nanti menyebrangi sungai kecil dan naik ke ladang jagung. Setelah melewati sungai dan ladang jagung medan kini mulai mendaki melewati perbukitan ladang penduduk sampai di pos 1.
            Pos 1 (S30 24’ 51.6” E1190 59’ 52.6” ±1800 mdpl) ini menjadi pembatas antara ladang warga dan jalan menuju hutan hutan. Selepas pos 1 jalanan akan semakin terjal menaikki perbukitan setelah itu menurun memasuki hutan dan akan terus menurun hingga pos 2 (S30 24’ 36.8” E1200 00’ 24.9” ±1856 mdpl). Dalam keadaan normal pos 2 bisa ditempuh dalam waktu 1-2 jam dari pos 1. Jika anda berjalan cepat maka tiap pos bisa anda leawati dalam waktu 1 jam.
            Letak pos 2 yang berada di samping sungai yang alirannya deras cocok dijadikan tempat untuk makan siang. Sebelum melanjutkan perjalanan ke pos 3. Sebaiknya fisik anda siapkan dengan baik ketika akan melewati medan menuju pos 3. Karena, medan dari pos 2 menuju pos 3 adalah medan tersulit sepanjang jalur pendakian menuju puncak. medan yang terjal dengan kemiringan antara 450-700. Tebing-tebing bebatuan yang licin membuat para pendaki harus ekstra waspada. Untuk pos 2 sampai pos 3 biasanya ditempuh dalam waktu 2 jam. Selepas pos 2 sebaiknya anda mulai menghemat air untuk berjaga-jaga. Karena anda tidak akan menemukan sumber air hingga nanti di pos 5 dan pos 7.
            Tiba di pos 3 (S30 24’ 27.1” E1200 00’ 28.0” ±1940 mdpl) dengan perasaan lega, karena medan pendakian berikutnya cukup bersahabat, tidak terlalu terjal. Melalui pos 4 (S30 24’ 18.6” E1200 00’ 42.8” ±2140) tanpa hambatan, hanya saja kabut yang tebal membuat perasaan akan hujan semakin menjadi. Waktu masih menunjukan pukul 15.30 wita ketika sampai di pos 5 (S30 24’ 04.2” E1200 01’ 09.3” ±2605 mdpl). Secara perhitungan, perjalanan masih memungkinkan untuk dilanjutkan sampai pos 7 sebelum gelap. Tapi, rintik hujan memaksa langkah terhenti di pos 5 ini. Sendiri dalam hutan diantara rintik hujan sibuk mendirikan tenda untuk bermalam. Rencana awal untuk mendirikan tenda di pos 7 tidak memungkinkan karena hujan.
            Dengan terpaksa tenda berdiri di pos 5. Diantara pos yang ada, dan cukup memungkinkan untuk mendirikan tenda adalah pos 2,5 dan 7. Karena di pos tersebut ada sumber air. Pengecualian untuk  pos 5, sebaiknya dihindari mendirikan tenda di sini, karena jarak menuju sumber air lumayan cukup jauh. 1 jam perjalanan pulang-pergi dari tempat mendirikan tenda.
            semenjak hujan dari sore sampai malam, bahkan ketika mata ini akan menutup, hujan masih saja berlanjut. Niat untuk bangun pagi dan memulai summits attack dari pos 5 pun terhalang hujan lagi. Hujan baru reda esok pagi sekitar pukul 07.00 wita.
            Pagi 140112, Jalanan nampak basah dan becek, ttik-titik air masih deras menetes diantara dedaunan. Saatnya melangkah kembali, melakukan sesuatu yang mungkin jarang dilakukan orang ketika naik latimojong, summits attack dari pos 5 :D. umumnya para pendaki summits attack dari pos 7. Tapi karena mendaki seorang diri, sehingga terasa beban kalau harus membawa ransel dengan perlengkapan penuh sampai di pos 7. Sehinnga summits attack dilakukan di pos 5. Dengan harapan, perjalanan  bisa ditempuh lebih cepat jika tidak membawa beban.
            Tanpa beban yang terlalu berat, langkah terasa lebih ringan. Untuk petunjuk sepanjang pendakian latimojong cukup jelas. Hampir setiap 5-10 meter ada tanda pita merah di ranting pohon. Pos 6 (S30 23’ 58.4” E1200 01’ 23.6” ±2844 mdpl) dilewati dengan mudah hanya 40 menit perjalanan. Sayang sekali sepanjang jalan kabut begitu tebal. Jarak pandang hanya 5-10 meter, cuaca memang jadi kendala utama mendaki di bulan Desember-Januari. Kebiasaan mengambil gambar mulai terlupakan. Sepanjang jalan hanya kabut, jadi bingung apa yang akan di foto???.
            Setelah melewati jalanan setapak yang mendaki, tibalah di tempat yang lapang seperti padang rumput, inilah pos 7 (S30 23’ 41.4” E1200 01’ 38.8” ±3100 mdpl). Jika cuaca sedang cerah anda sudah bisa dapatkan momen negeri di atas awan di pos 7 ini. ikuti saja petunjuk jalur yang sudah ada untuk mencapai puncak Rante Mario. Namun sebaiknya anda ingat-angat atau tidak beri tanda khusus pada jalur yang sudah anda lewati. Karena jalur dari pos 7 menuju puncak akan banyak bercabang. Hal ini dikarenakan kawasan puncak adalah pertemuan jalur pendakian dari berbagai arah. Salah satunya dari Toraja.
            Navigasi GPS akan sangat membantu jika anda belum tahu betul kondisi jalur di puncak. kabut yang tebal sudah berubah jadi titik-ttik gerimis, langkah tak mungkin terhenti di sini. Tranggulasi pertanda puncak hanya tinggal beberapa ratus langkah lagi.
Puncak Rante Mario
            10.00 wita tiba di sebuah tempat sakral dengan tranggulasi yang sederhana penanda puncak, inilah atap Sulawesi, Puncak Rante Mario (S30 23’ 05.8” E1200 01’ 27.5” ±3478 mdpl). Hanya beberapa menit saja berada di puncak tertinggi di Sulawesi ini. karena hujan yang turun semakin deras. Memaksa saya untuk terus melangkah pulang ke pos 5.
            Sekitar pukul 13.00 tiba di pos 5 dengan baju yang basah kuyup. Sendiri, menggigil kedinginan, segera masuk tenda dan ganti pakaian. Nyalakan trangia, selain kopi trangia dalam tenda berfungsi ganda sebagai penghangat. Nyala api dari trangia lumayan cukup untuk sekedar menghangatkan tubuh.
Belajar pengambilan malam
Pos 5
            Beberapa menit dalam tenda, hujan berhenti. Terpikir untuk kemudian segera packing dan pulang, menjadikan pendakian ini hanya ditempuh dalam 2 hari 1 malam. Namun cuaca seperti ini akan sukar sekali untuk ditebak. Ditambah beberapa dokumentasi foto yang masih minim memaksa untuk tinggal satu malam lagi di pos 5.
            150112, pagi yang masih sama, belum ada banyak perubahan, sejauh mata memandang hanya putih, kabut tebal. Setelah sarapan dan packing bersiap untuk turun. Langkah kini tidak terlalu tergesa-gesa hanya mata yang berkeliaran kanan-kiri berharap ada momen bagus yang bisa di foto.
Keanekaragaman
jamur di hutan tropis
Buah kalpataru
            Jamur yang ada di hutan tropis latmojong sedikit menyita perhatian mata. Warnanya yang variatif menjadikan jamur-jamur ini nampak cantik. Karena terlalu sering mengambil gambar jamur, secara kebetulan juga menemukan buah kalpataru, buah khas dari latimojong. konon butuh keberuntungan untuk bisa menemukan buah ini, sampai sekarang tidak ada orang yang tahu bagaimana bentuk pohon dari buah kalpataru ini. bentuknya mirip dengan buah pinus hanya saja buah kalpataru sedikit lebih bulat. Cocok dijadikan aksesoris kalung.
            Pos demi pos terlewati, hingga akhirnya tiba di pos 2. Di tempat ini langkah terhenti dulu untuk waktu yang cukup lama, Istirahat dan makan siang. Namun sayang ketka menikmati makan siang hujan kembali turun deras. Untung saja pos 2 ini tempat yang teduh oleh bebatuan tebing yang membentuk roof. Anda bisa berteduh dengan santai di bawah tebing.
            1 jam, 2 jam berlalu hingga sore nampaknya hujan belum memberikan tanda-tanda akan mereda. Hari sudah mendekati gelap, sepertinya hujan akan lama dan tak bisa ditunggu reda. Bismillah, langkah pasti kembali terayun menembus hujan lebat.Untung saja jarak dari pos 2 hingga desa bukanlah jarak yang terlalu jauh. Jika turun, Bisa ditempuh dalam waktu 2 jam.
            Adzan magrib sudah berkumandang ketika melewati mesjid di desa Karangan. Langkah tertuntun pada satu bangunan di samping mesjid. Rumah pak Kades, allhamdulllah bisa kembali ke rumah ini lagi dengan selamat walau dengan basah kuyup.Malam terakhir di rumah Kades dilewati tanpa bergadang minum kopi seperti malam sebelumnya. Badan sudah meminta haknya untuk beristirahat lelap. Dan meneruskan perjalanan esok pagi ke Londa Mumi made in Indonesia Londa


Rute Sederhana Pendakian Rante Mario

Transportasi dan akomodasi dari bandara sampai desa Karangan

Rute
Transfortasi
Tarif/Ongkos
Waktu Tempuh
Bandara- Terminal Daya Makassar
Bis Bandara
Ojeg
Rp. 15.000
Rp. 25-35.000
± 20 menit
Terminal Daya Makassar-Baraka
Mobil
Rp. 40.000
± 7-8 jam
Baraka-Rante Lemo
Mobil
Rp. 20-30.000
± 3 jam
Rante Lemo-Karangan
Mendaki
-
± 3jam

Dari Jakarta menuju Makassar Sebaiknya memilih penerbangan malam, cari maskapai yang punya jadwal landing malam/sore di Makassar.
Mobil yang berangkat dari terminal Daya Makassar menuju Baraka ada setiap harinya. Tapi karena jadwal mobil dari Baraka ke Rante Lemo hanya ada pada hari pasar yaitu pada hari Senin pagi dan kamis pagi. Jadi sebaiknya, berangkat dari Makassar pada hari minggu malam atau rabu malam.
Sedangkan untuk pulang, mobil dari Rante Lemo menuju Baraka ada pada hari senin sore, kamis sore dan minggu pagi. Sampai di Baraka sudah malam, tetapi masih ada banyak mobil dengan tujuan Makassar.
Untuk perizinan tidak terlalu ribet, bisa langsung di urus di rumah bapak Kades Karangan dengan membayar sumbangan sukarela.
Dalam keadaan normal puncak Rante Mario bisa dicapai dalam waktu 6 hari dari Makassar, contoh rencana perjalanan
Hari pertama (rabu malam), berangkat dari Makassar  rabu malam sampai di Baraka kamis pagi.
Hari kedua (kamis), Baraka-Rante Lemo. Tiba di Rante Lemo pada kamis sore. Perjalanan diteruskan ke Desa Karangan dengan jalan kaki ± 3 jam. Jalan mendaki, cukup lebar dan jelas. Tiba di Karangan sekitar magrib. bisa menginap di rumah bapak Kades.
Hari ketiga (Jumat), Karangan-pos 7. Disarankan berangkat sepagi mungkin dari Karangan.
Hari keempat (sabtu), Summits Attack kemudian turun hingga pos 2.
Hari kelima (Minggu), pos 2-Karangan.
Hari keenam (senin), tengah hari sekitar pukul 12.00 wita anda bisa turun dari desa Karangan menuju desa Rante Lemo. Sekitar sore mobil menuju Barak.  Tiba di Baraka pada malam hari dan bisa langsung dilanjut ke Makassar.
Untuk jalur menuju Rante Mario sangat jelas petunjuknya. Hampir setiap 5-10 meter bisa ditemukan pita merah sepanjang jalur pendakian. Pengecualian ketika summits Attack dari pos 7 menuju puncak, walaupun ada petunjuk pada setiap jalur namun jalur menuju puncak ini bercabang banyak. lebih dari 100 titik point GPS sudah saya dokumentasikan. Bagi yang membutuhkan silahkan bisa hubungi saya di rikikp@Yahoo.co.id

Semoga bermanfaat.

1 komentar:

  1. Harrah's Cherokee Casino & Hotel - MapYRO
    Find all reviews, photos & 화성 출장마사지 cheap rates 남양주 출장샵 for 서산 출장마사지 Harrah's Cherokee Casino & 남원 출장안마 Hotel 청주 출장마사지 in Cherokee, NC. Address; Map; Reviews; Photos; Map; Map

    BalasHapus